Rabu, 05 Juni 2013

Diskoveri, Invensi, dan Inovasi


Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
Contoh : penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.

Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi

Meditations on an Apple by Jane Brown




Brown’s adalah aktivis keamanan pendiri dan presiden Marin makanan Dewan kebijakan dan Wakil presiden Marin organik. Brown’s pelopor pusat jaringan nasional yang beranggotakan aktivis makanan untuk membawa pengetahuan tentang lahan pertanian, dan membantu membentuk sistem proyek pangan.
Dalam hal ini Brown’s mengemukakan bahwa suatu pengajaran haruslah seperti apel. Dikarenakan dalam proses penanaman, pembibitan, dan sebagainya yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Serta tidak menutup kemungkinan membutuhkan bantuan-bantuan dari pihak luar yang saling bekerja sama. Hal tersebut merupakan suatu proses untuk menjadi apel.

Keluarga



Keluarga adalah unit atau satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam masyarakat.
Keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga
1.    Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakat suami dan istri adalah perkawinan, yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan kadang-karang adopsi.
2.   Para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk suatu rumah tangga (household), kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja.
3.  Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan.
4.      Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi disebut keluarga inti. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah tangga dengan keluarga inti.
Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, bibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti.
Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
1.      Keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal, terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih atau inti anak laki-laki maupun anak perempuan
2.      Keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari anak-anak lelaki
3.      Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal, terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih atau inti anak-anak perempuan
Pengertian keluarga menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Khairuddin (1997:3) merumuskan inti sari pengertian keluarga sebagai berikut:
a.    Keluarga merupakan kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b.    Hubungan sosial diantara angota keluarga relatif tetap dan berdasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi.
c.   Hubungan antar angota keluarga dijiwai oleh suasana kasih sayang dan rasa tanggung jawab.
d. Fungsi keluarga ialah merawat, memelihara dan melindingi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
2.      Menurut Kartono (1977:59) mengemukakan keluarga merupakan persekutuan hidup primer dan alami di antara seorang wanita, yang dekat dengan tali pekawinan dan cinta kasih.

Manusia Sebagai Makhluk Sosial



Secara kodrati, manusia merupakan makhluk monodualistis, artinya selain sebagai makhluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai.
Manusia sebagai makhuk sosial, artinya manusia sebagai warga masyarakat. dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri atau mencukupi kebutuhan sendiri. Meskipun dia mempunyai kedudukan dan kekayaan, dia selalu membutuhkan bantuan manusia lain. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Bahkan sejak lahir pun, manusia sudah disebut sebagai makhluk sosial.
Dr. Johannes Garang mengemukakan bahwa  makhluk sosial adalah makhluk berkelompok dan tidak mampu hidup menyendiri.

Tujuan Sejarah dan Tujuan Pendidikan Sejarah



        Tujuan sejarah, pada hakikatnya adalah memberi pelajaran bagi masyarakat sekarang, untuk dapat mengambil pelajaran di masa lalu agar di masa depan menjadi lebih baik. Secara rinci dan sistematis, Notosusanto (1979:4-10) mengidentifikasi empat jenis kegunaan sejarah, yakni fungsi edukatif, fungsi inspiratif, fungsi instruktif, dan fungsi rekreasi.
1.      Fungsi Edukatif
Artinya, bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearifan-kearifan. Hal itu dikemukakan dalam ungkapan John Seeley yang mempertautkan masa lampau dengan sekarang. We study history, so that we may be wise before the event. Oleh karena itu, penting pula ungkapan-ungkapan belajarlah dari sejarah atau sejarah mengajarkan kepada kita.
2.      Fungsi Inspiratif
Artinya, dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham. Sejarah juga dapat memberikan spirit dan moral, yaitu sebagai daya pendorong hidup yang memungkinkan segala pergerakan dalam kehidupan dan tindak-tanduk manusia
3.      Fungsi Instruktif
Bahwa dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses pembelajaran pada salah satu kejuruan atau keterampilan tertentu, seperti navigasi, jurnalistik, senjata/militer, dan sebagainya

Pendidikan Karakter dan Budaya



Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa.
Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat. Sistem berpikir, nilai, moral, norma, dan keyakinan itu adalah hasil dari interaksi manusia dengan sesamanya dan lingkungan alamnya.
Berdasarkan pengertian di atas maka pendidikan karakter dan budaya dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif .

Kamis, 30 Mei 2013

Definisi Pendidikan, IPS, dan Pendidikan IPS



1.      Definisi Pendidikan
·         Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
·         Ngalim Purwanto
Pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.
·         Edgar Dalle
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
2.      Definisi IPS
·         Somantri (Sapriya:2008:9)
IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.
·         Moeljono Cokrodikardjo
Mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
·         S. Nasution
IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah,ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.